Pages

Rabu, 13 Oktober 2010

Alergi Air, Mungkinkah ???

Kalau kamu baru saja sampai rumah setelah menjalani hari yang amat sibuk, apa yg langsung muncul di pikiranmu?
ada yang segera merebahkan diri di tempat tidur, ada yang segera menyantap hidangan makan malam (dengan biadab), ada yang buka laptop dan langsung bermain game, ada yang bengong di teras sambil mancing, a.k.a. ngupil. :D

Tapi biasanya ya, biasanya, ada satu hal yang selalu dilakukan oleh mereka yang baru saja beraktifitas sehari penuh. apa itu??? Mandi!



Yap, mandi sore. Sangat menyegarkan, apalagi kalau yang digunakan adalah air hangat yang telah diberi tambahan garam mineral. Pegal dan penat pun hilang seketika.

Tapi pernahkah kamu membayangkan, seandainya tiba-tiba saja tanpa ada tanda-tanda apapun juga, tubuhmu tiba-tiba memerah bila terkena air.

Kamu jadi tidak bisa mandi, mencuci, sikat gigi, bahkan berkeringat.

Sungguh repot saudara.

Tapi percaya nggak percaya, ada satu penyakit kulit yang sangat langka di dunia ini yang dapat membuat penderitanya tidak tahan terhadap air.
Bukan, bukan fobia terhadap air, tapi benar-benar alergi terhadap air. Literally.

Namanya Aquagenic urticaria ( coba tanya om google ). Diderita oleh Asleigh Morris, gadis remaja berkebangsaan Australia.
Alergi disini bukan berarti takut, tidak suka, atau anti dengan air, tapi yaaa.... gimana yaa... memang alergi.

Setiap kamu nyentuh air, kamu akan merasakan kesakitan yang sangat. Rasanya seperti menyentuh benda yang panas. Dan sebagai bonus, di kulitmu pun akan timbul bercak merah yang akan bertahan selama 1-2 jam kedepan.

Asleigh morris sendiri mengalami banyak kesusahan setelah terjangkit penyakit tersebut.
 Tidak bisa berenang, tidak bisa menikmati nyamannya air hangat, dan bahkan tidak boleh terlalu lama berada di luar ruangan karena keringatnya sendiri dapat menyakitinya!

Pada awalnya, Asleigh ini memiliki penyakit tonsillitis. Dokternya pun meresepkan penggunaan penisilin dalam jumlah besar.

Tonsillitis sembuh, tapi Asleigh ngrasa sesuatu yang aneh pada kulitnya. Kulitnya seakan menjadi jauh lebih sensitif pada air. Awalnya Asleigh mengabaikan gejala-gejala yang timbul pada dirinya ini. Tapi lama kelamaan kondisi Asleigh tidak semakin membaik, justru semakin memburuk. Akhirnya dia memutuskan untuk mengunjungi dhermatologist terdekat.
Ternyata penicillin dalam jumlah besar yang dia konsumsi, telah mengubah komposisi histamine dalam tubuh Asleigh yang membuat dia terkena Aquagenic Urticaria, yang belum ditemukan obatnya.

Akhirnya, resmilah Asleigh sebagai satu dari sedikit orang yang terkena penyakit tersebut.

Setelah itu Asleigh membuat perubahan besar dalam hidupnya, berhenti olahraga yg membuatnya berkeringat, selalu membawa payung kemanapun dia pergi, selalu berusaha tetap di ruangan berAC, dan hanya mandi beberapa menit perharinya.
Segala yang berhubungan dengan air membuatnya tersiksa, seakan dirinya disiram air panas.

Tapi kabar positifnya, Asleigh mampu beradaptasi dengan kondisinya dan bahkan mampu berbagi cerita hidupnya ke dunia hingga sampai di telinga kamu semua. wish u luck Asleigh.

Ingat, tubuh manusia telah didesain sedemikian rupa oleh Yang Maha Kuasa untuk menahan serangan penyakit dari luar. Adapun ilmu manusia yang telah berkembang mampu menghasilkan obat yang dapat menyembuhkan penyakit. Namun ingat, obat bagaikan sebuah granat yang dijatuhkan di medan peperangan, dalam dosis yang tepat dapat membunuh musuh. Namun bila berlebihan warga sipil pun dapat terbunuh.

Bijaksanalah menggunakan obat.

0 comments:

Posting Komentar