Pages

Minggu, 14 November 2010

Siput yang Mampu Berfotosintesis

Siapa bilang hanya tumbuhan yang mampu berfotosintesis? Memang sejak kita masih murid sekolah dasar, kita sudah diajari untuk menganggap bahwa produsen dalam rantai makanan adalah tumbuhan karena mampu membuat makanan sendiri. Setelah kita menempuh jenjang SMP dan SMA, kita mulai mengerti bahwa klorofil dan proses fotosintesis lah yang banyak berperan dalam pembuatan sumber makanan tersebut.


Namun sayangnya, banyak dari kita yang masih beranggapan bahwa klorofil hanya dimiliki oleh tumbuhan. Sebenarnya banyak spesies dari kingdom monera dan protista yang memiliki klorofil.


Well, itu masih wajar. Tapi bagaimana dengan hewan yang memiliki klorofil???





Elysia Chlorotica. Siput ini dapat ditemukan di sepanjang pesisir timur Amerika utara
dan dapat juga ditemukan di beberapa tempat di Kanada. Namun tidak menutup kemungkinan hewan ini ada di tempat lain yang sesuai dengan habitatnya.


Siput ini membutuhkan matahari sebagai sumber energinya sehingga sebagian besar populasi Elysia Chlorotica ini dapat dijumpai di air asin/tawar yang kedalamannya hanya 0 - 0,5 meter. Ingat, fotosintesis tak bisa terjadi tanpa adanya bantuan sinar matahari.


Hewan ini termasuk dalam kelompok gastropoda (berjalan menggunakan otot perut) dan termasuk dalam filum mollusca. Hewan yang sangat unik. Melalui proses yang disebut kleptoplasty, siput ini mampu "mencuri" klorofil dari organisme lain.


Siput ini memiliki kulit yang berwarna asli coklat kemerah-merahan. Namun seiring masa hidupnya, siput ini mengonsumsi alga yang banyak terdapat di habitatnya, biasanya alga ini berjenis Vaucheria Litorea.

Seperti cara siput memakan alga pada umumnya, pertama-tama dia akan menembus dinding sel alga menggunakan radula miliknya. Kemudian siput ini akan menahan alga di mulutnya dan menghisapnya seperti kita menghisap sedotan.

Pada awal masa hidupnya, siput ini mendapatkan sumber energi dari alga yang dia makan. Namun lama kelamaan alga tersebut akan tersebar di seluruh bagian tubuhnya dan seakan-akan gen penghasil klorofil alga tersebut bergabung dengan gen siput tersebut yang membuat tubuh Elysia Chlorotica ini berwarna hijau!


Perlu diingat, warna hijau tersebut bukan lagi warna hijau alga yang tersebar di tubuhnya, namun sudah benar-benar dari alga yang dihasilkan melalui perpaduan gen siput dan si alga. Ini dibuktikan dengan mengawinkan E. Chlorotica satu dengan E.Chlorotica lainnya.

Keturunannya pun memiliki warna hijau dan mampu menghasilkan klorofil. Dapat disimpulkan bahwa DNA alga benar-benar sudah
  berpadu dengan DNA siput.


Hey,jelaskan bagaimana hal itu dapat terjadi! 


Inilah yang mungkin ada di pikiran anda.


Sayang sekali sobat, ilmuwan belum dapat memberikan jawabannya, apalagi saya. Namun satu hal yang kita tangkap, disini terdapat jelas sekali tanda-tanda kebesaran Tuhan.


Tuhan itu ada.

Segala ilmu yang ada di dunia ini, semakin dalam kita mempelajarinya, akan menuntun kita ke titik akhir dimana akal pikiran kita tak mampu menjelajahnya. Dan disitulah saatnya kita harus mengakui bahwa tak ada yang dapat melakukannya kecuali Allah Swt.


Semoga bermanfaat :)





3 comments:

Anonim mengatakan...

kok siput yg ada di gambar asli gak warna ijo ???

waahhh

e.i.dinazar mengatakan...

subhanallah, saya pernah baca ttg siput ini, dan ending yg anda buat bagus sekali :)

bung anonim, baca lebih teliti, "...Siput ini memiliki kulit yang berwarna asli coklat kemerah-merahan. Namun seiring masa hidupnya, siput ini mengonsumsi alga yang banyak terdapat di habitatnya....Namun lama kelamaan alga tersebut akan tersebar di seluruh bagian tubuhnya dan seakan-akan gen penghasil klorofil alga tersebut bergabung dengan gen siput tersebut yang membuat tubuh Elysia Chlorotica ini berwarna hijau!"

Unknown mengatakan...

Info ini sangat bermanfaat bg saya yang terkadang mendapat pertanyaan dr mhsiswa ttg ada tidaknya hewan yg berklorofil..akhirnya sya tmukan jwabannya pd artikel ini..trima kasih..

Posting Komentar