Habitat dan Cara Hidup
The Venus Flytrap atau Dionaea Muscipula seperti yang telah saya katakan sebelumnya tergolong tanaman insektivora. Artinya, tanaman ini mendapatkan nutrisinya dengan menangkap serangga. Ingat, hanya sebagai sumber nutrisi, bukan sebagai sumber energi.
Seperti yang telah kita ketahui, tanaman memerlukan zat hara disamping air untuk proses fotosintesis sebagai media pembentukan energi, lebih tepatnya tumbuhan memerlukan unsur-unsur seperti nitrogen, fosfor, dan karbon sebagai bahan baku proses fotosintesis.
Pada umumnya tumbuhan memperoleh bahan-bahan ini dari tanah tempat mereka tumbuh melalui proses kapilarisasi pada akar mereka.
Nah, tumbuhan V.Flytrap ini pada umumnya tumbuh di daerah yang tanahnya miskin akan kandungan mineral dan bahan anorganik lainnya. Karena itu Venus Flytrap pun beradaptasi untuk mendapatkan zat hara tersebut dengan cara yang lain, yaitu dengan memangsa serangga !
Mekanisme Perangkap
Makanan Venus Flytrap sebagian besar terdiri dari serangga berukuran sedang seperti belalang, laba-laba, kumbang, jangkrik, dll.
Bisa dibayangkan dari gambarnya, perangkap akan menutup dan dapat mengurung bila ada serangga malang yang tidak sengaja masuk kedalam area perangkap, yaitu ditengah-tengah kedua bilah daun berwarna merah muda menyala tersebut.
Perangkap akan dipicu bila rambut-rambut di area perangkap tersebut tersentuh oleh sesuatu. Uniknya, perangkap baru akan terpicu pada sentuhan rambut yang kedua. Jadi, bila kita menyentuh salah satu rambut, perangkap tidak akan terpicu.
Tapi bila kita menyentuh rambut lainnya dalam kurun waktu kurang dari 20 detik maka perangkap akan langsung terpicu! Hal yang sama juga terjadi bila kita menyentuh rambut yang sama dua kali dalam jangka waktu yang cepat.
Dengan mekanisme seperti ini, kemungkinan terbuangnya energi karena salah respon, tersentuh daun yang gugur misalnya, akan menurun drastis, perangkap pun akan bekerja dengan efisien.
Menutup |
Setelah perangkap menutup, maka duri-duri panjang di pinggiran bilah daun akan saling terkait dan membuat perangkap amat sulit dibuka dan perangkap pun akan mengeluarkan enzim pencernaan untuk melumat habis mangsanya.
Hal menakjubkan lainnya adalah kepintaran tumbuhan ini untuk menyeleksi makanannya.
Saat perangkap menutup, ternyata masih tersisa lubang-lubang kecil di sela-sela pinggirannya. Lubang ini cukup besar untuk dilewati oleh serangga-serangga yang terlalu kecil. Diduga lubang ini sendiri merupakan adaptasi yang bertujuan untuk menghindari pencernaan yang sia-sia. Bila serangga yang ditangkap terlalu kecil, besar kemungkinan nutrisi yang habis untuk mengeluarkan enzim lebih besar daripada nutrisi yang didapat dari mangsanya. Bila tidak ada tanda-tanda pergerakan dari dalam perangkap, maka perangkap akan terbuka lagi setelah 12 jam.
Namun katakanlah yang terperangkap adalah belalang dengan ukuran yang cukup besar. Setelah perangkap tertutup, otomatis si belalang akan meronta-ronta melepaskan diri. Namun hal ini justru akan memicu lebih banyak rambut pemicu dan semakin mempererat cengkeraman daun perangkap tersebut. Enzim pencernaan yang keluar pun akan semakin deras. Setelah kira-kira 10 hari, yang tersisa hanyalah sisa-sisa kitin (senyawa penyusun rangka) dari mangsanya. Perangkap akan terbuka kembali dan siap untuk digunakan.
Siapa bilang semua tumbuhan lambat dan membosankan :)
Subhanallah...
0 comments:
Posting Komentar