Apakah anda
pernah menjadi saksi sebuah peristiwa kecelakaan lalu lintas? Kalau pernah, apa
yang biasa anda lakukan? Apa yang biasa orang-orang sekitar lakukan?
Selamatkan! Pindahkan ke pinggir jalan! Beri teh hangat! Atau yang justru lebih
sering adalah orang-orang sekitar hanya melihat tanpa melakukan apa-apa.
Dari kedua
kejadian di atas bila dibandingkan ternyata justru yang kedua, tidak melakukan
apa-apa, lebih benar.
Memang
keputusan paling tepat adalah tidak memindahkan korban selama keadaan
memungkinkan. Tindakan penyelamatan seperti pemberian nafas buatan dan kompresi
jantung memang sebaiknya dilakukan di tempat tanpa memindahkan korban. Tapi
bila memang tujuannya untuk menghindarkan korban dari bahaya lain, bahaya
ledakan akibat kebocoran tangki bensin misalnya, hal ini justru dianjurkan.
Ada banyak
sekali variasi cara memindahkan korban kecelakaan, tergantung alat apa yang
tersedia. Sayangnya, kebanyakan orang Indonesia masih belum tahu satupun dari banyak
teknik tersebut. Yang terjadi adalah data statistik menunjukkan bahwa
kebanyakan cedera fatal justru terjadi bukan karena kecelakaannya, tapi justru
karena usaha penyelamat memindahkan korban tanpa teknik yang benar. Sungguh
miris bukan?
Cedera yang
paling dikhawatirkan pada kecelakaan adalah cedera tulang belakang. Bila ada
cedera pada tulang belakang dan leher, kesalahan pengangkutan korban dapat
berakibat fatal. Bila tanpa sengaja tulang belakang yang patah tersebut
tertekuk, korban dapat mengalami kelumpuhan seumur hidupnya. Korban mungkin
selamat, tapi tentu menderita karena lumpuh sekujur badan.
Yang akan
saya bahas adalah tiga teknik memindahkan korban tanpa alat khusus,1 karena sebagai orang awam
kemungkinan besar kita harus memindahkan korban kecelakaan tanpa alat yang
memadai. Yang perlu diingat adalah ketiga teknik ini harus dilakukan dengan
menarik korban melalui garis lurus untuk menghindari tertekuknya sumbu tulang
belakang
Teknik
pertama disebut shirt drag. Teknik ini dapat dilakukan kepada korban yang
bajunya masih cukup kuat. Cengkeram bagian baju di sekitar bahu korban dan
tarik. Baju yang tertarik harus bertumpu pada ketiak korban, bukan pada leher
korban supaya korban tidak tercekik. Jangan lupa amankan terlebih dahulu kepala
korban dengan menyokongnya menggunakan badan anda. Sokong kepala korban dengan
lengan anda.
Teknik
kedua disebut shoulder drag. Sama seperti shirt drag, bedanya yang anda tarik
adalah bahunya dengan cara melingkarkan tangan di bawah ketiak korban. Ingat
untuk tetap menyokong kepala korban dengan bagian siku lengan anda.
Shoulder Drag |
Teknik
ketiga adalah yang paling aman. Teknik ini disebut blanket drag. Tarikan
dilakukan dengan menggunakan selimut atau kain seadanya. Dengan teknik ini
korban akan terhindar dari goresan dan sumbu tubuh korban dapat dijaga tetap
lurus.
Blanket Drag |
Teknik di
atas adalah teknik-teknik yang digunakan untuk memindahkan korban dalam jarak
pendek. Untuk jarak yang jauh, sangat disarankan untuk menggunakan alat bantu
supaya tidak terlalu menguras tenaga. Keselamatan penyelamat tetap menjadi
prioritas utama.
Referensi:
1. Karren KJ, Hafen BQ, Limmer D.
First Responder: A Skills Approach. In: Dickinson ET, editor. New Jersey:
Prentice-Hall Inc.; 1998. p. 364.
0 comments:
Posting Komentar