Vampyroteuthis infernalis, begitu ilmuwan menyebutnya.Vampire Squid merupakan spesies terakhir yang bertahan dari genus Vampyroteuthis. Makhluk ini memiliki ciri-ciri yang menyerupai gurita dan ubur-ubur. Para ahli kelautan pun mencanangkannya sebagai phylogenetic relict, warisan makhluk bersejarah dari masa lampau.
Makhluk ini mendiami laut tropis di berbagai belahan dunia pada kedalaman 2000 hingga 3000 kaki di bawah permukaan laut. Dengan kondisi lingkungan yang ekstrem tersebut, hewan ini beradaptasi dengan mengembangkan struktur tubuh dan sistem pertahanan diri yang radikal.
Habitat dan Adaptasi
Kedalaman 2000-3000 kaki, tempat vampire squid tinggal, merupakan tingkat kedalaman OMZ (Oxygen Minimum Zone), yaitu tingkat kedalaman dengan molaritas oksigen yang sangat rendah. Hanya 3 % !
Vampire squid pun beradaptasi dengan merendahkan tingkat metabolismenya. Laju metabolisme vampire squid ini sangatlah rendah, bahkan dapat dikatakan paling rendah, sehingga dia bisa mengurangi jumlah oksigen yang dibutuhkannya untuk hidup.
Vampire squid juga memiliki sel darah yang berbeda dengan makhluk lain. Bila kita memiliki hemoglobin yang berwarna merah, maka vampire squid memiliki Hemosianin yang berwarna biru yang memiliki kemampuan mengikat oksigen berlipat-lipat dari hemoglobin
Hewan ini juga memiliki permukaan insang yang sangat lebar sehingga dapat menyaring oksigen lebih banyak dari air.
Itu untuk tingkat oksigennya, lalu bagaimana dengan tekanannya? Seperti yang kita tahu, pada kedalaman seperti itu tingkat tekanan amatlah tinggi dan sedikit makhluk yang dapat bertahan.
Namun untung bagi Vampire squids, mereka memiliki jaringan tubuh dan organ-organ tubuh yang kaya akan ammonium. Komponen penyusun tubuh yang unik ini mampu membantunya menghadapi tekanan hidrostatis pada kedalaman yang ekstrem tersebut
Kelincahan
Ada kekurangan besar dari rendahnya tingkat metabolisme: gerakan otot pada umumnya akan menjadi lambat. Coba lihat beberapa hewan darat yang memiliki tingkat metabolisme rendah, kukang misalnya. Kukang sendiri dijuluki hewan termalas karena gerakannya yang amatlah lambat dan terlihat ogah-ogahan.
Namun apakah itu berarti Vampire Squids juga memiliki gerakan yang lambat?
Ternyata tidak, gerakan otot yang lemah tidak berarti gerakan yang lambat. Vampire Squids memiliki organ bernama Statocyst, serupa dengan alat keseimbangan di telinga kita, namun lebih peka daripada statocyst milik kita.
Statocyst yang canggih ini membantu vampire squids untuk bergerak seefisien mungkin.tanpa melakukan banyak gerakan otot.
Pertahanan Diri
Anda tahu apa yang dilakukan cumi-cumi dan gurita saat mereka terancam? Ya, mereka mengeluarkan cairan kehitaman seperti tinta yang mampu mengaburkan pandangan penyerangnya dan memberi mereka ruang untuk menyelamatkan diri secepat mungkin.
Namun pada kedalaman dimana sedikit sekali cahaya yang tersedia, sebagian besar makhluknya telah mengembangkan metode berburu dan pendeteksian mangsa yang hampir tidak bergantung pada cahaya. Mereka mengandalkan siluet dari gerakan-gerakan mangsanya.
Nah, kalau sudah begitu menyemprotkan tinta tidak lagi merupakan cara yang efektif untuk menyelamatkan diri. Maka alih-alih menyemprotkan tinta, vampire squids mengembangkan teknik permainan cahaya untuk menipu penyerangnya.
Dia memiliki organ bioluminescense, semacam bagian tubuh yang mampu mengeluarkan cahaya seperti halnya pada kunang-kunang. Organ ini terletak pada kedua matanya dan pada ujung-ujung tentakelnya.
Dengan cahaya alami yang dia keluarkan ini, vampire squids mampu menciptakan berbagai macam ilusi yang mampu membingungkan pemangsanya. Mulai dari mengacaukan siluet-siluet dirinya, hingga menciptakan ilusi yang membuat pemangsanya mengira vampire squids telah pergi jauh dengan kecepatan yang luar biasa.
Tidak hanya itu, pada saat terdesak vampire squids akan menyemprotkan cairan sebagai mekanisme pertahanan. Tapi ini bukan tinta yang mengaburkan pandangan, cairan ini terdiri dari belasan ribu molekul-molekul kecil yang mengeluarkan cahaya! Cairan bercahaya ini akan bertindak seperti "flashbang" bagi pemangsanya. Vampire squids pun dapat melenggang pergi dengan aman.
Nih saya beri ekstra videonya, :)
Pertahanan Diri
Anda tahu apa yang dilakukan cumi-cumi dan gurita saat mereka terancam? Ya, mereka mengeluarkan cairan kehitaman seperti tinta yang mampu mengaburkan pandangan penyerangnya dan memberi mereka ruang untuk menyelamatkan diri secepat mungkin.
Namun pada kedalaman dimana sedikit sekali cahaya yang tersedia, sebagian besar makhluknya telah mengembangkan metode berburu dan pendeteksian mangsa yang hampir tidak bergantung pada cahaya. Mereka mengandalkan siluet dari gerakan-gerakan mangsanya.
Nah, kalau sudah begitu menyemprotkan tinta tidak lagi merupakan cara yang efektif untuk menyelamatkan diri. Maka alih-alih menyemprotkan tinta, vampire squids mengembangkan teknik permainan cahaya untuk menipu penyerangnya.
Dia memiliki organ bioluminescense, semacam bagian tubuh yang mampu mengeluarkan cahaya seperti halnya pada kunang-kunang. Organ ini terletak pada kedua matanya dan pada ujung-ujung tentakelnya.
Dengan cahaya alami yang dia keluarkan ini, vampire squids mampu menciptakan berbagai macam ilusi yang mampu membingungkan pemangsanya. Mulai dari mengacaukan siluet-siluet dirinya, hingga menciptakan ilusi yang membuat pemangsanya mengira vampire squids telah pergi jauh dengan kecepatan yang luar biasa.
Tidak hanya itu, pada saat terdesak vampire squids akan menyemprotkan cairan sebagai mekanisme pertahanan. Tapi ini bukan tinta yang mengaburkan pandangan, cairan ini terdiri dari belasan ribu molekul-molekul kecil yang mengeluarkan cahaya! Cairan bercahaya ini akan bertindak seperti "flashbang" bagi pemangsanya. Vampire squids pun dapat melenggang pergi dengan aman.
Nih saya beri ekstra videonya, :)
Subhanallah...
0 comments:
Posting Komentar